ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM SOSIAL MEDIA
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya. Sedangkan
Etika
adalah pedoman atau aturan moral untuk situasi-situasi dimana media memiliki
efek negatif dan hukum tidak bisa menjaga tingkah laku. Kode etik kebanyakan
diciptakan oleh organisasi profesional. Etika merupakan peraturan moral yang
menuntun tingkah laku seseorang. Para pendidik yang memainkan peran yang
penting dalam menerapkan etika. Kemudian
dalam media, dimana berfungsi sebagai ruang publik atau ruang antara public, pada
fungsi media dapat digunakan sebagai sarana kritik terhadap kekuasaan dan kontrol
masyarakat.
Menurut Andy Corry W dalam jurnalnya
Etika Berkomunikasi. Komunikasi diibaratkan seperti urat nadi penghubung
kehidupan, sebagai salah satu ekspresi dari karakter, sifat atau tabiat
seseorang untuk saling berinteraksi, mengidentifikasikan diri serta bekerja
sama. Kita hanya bisa saling mengerti dan memahami apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dikehendaki orang melalui komunikasi yang diekspresikan dengan
menggunakan berbagai saluran, baik verbal maupun non-verbal. Pesan yang ingin
disampaikan melalui komunikasi, bisa berdampak positif bisa juga sebaliknya.
Komunikasi akan lebih bernilai positif, jika para peserta komunikasi mengetahui
dan menguasai teknik berkomunikasi yang baik, dan beretika. Etika
berkomunikasi, tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga
harus berangkat dari niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran
dan empati kita dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang demikian akan
menghasilkan komunikasi dua arah yang bercirikan penghargaan, perhatian dan
dukungan secara timbal balik dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi
yang beretika, kini menjadi persoalan penting dalam penyampaian aspirasi. Dalam
keseharian eksistensi penyampaian aspirasi masih sering dijumpai sejumlah hal
yang mencemaskan dari perilaku komunikasi yang kurang santun. Etika komunikasi
sering terpinggirkan, karena etika berkomunikasi belum membudaya sebagai urat
nadi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Oleh
karena itu jika berbicara mengenai etika berkomunikasi dalam bersosial media,
sesungguhnya itu merupakan gambaran dari diri kita dalam bersosial. Jika kita
biasa bersopan santun dalam bersosial dengan masyarakat, maka kita pun terbiasa
berkata maupun berkomunikasi sopan dan
santun dalam beraktivitas di sosial media. Akan tetapi tidak semua orang mampu
terbiasa berkomunikasi baik dengan orang lain, sehingga didalam sosial terdapat
beberapa aturan keras dalam pengunaanya terutama saat berkomunikasi. Sehingga jika
ada pelanggaran berkomunikasi dalam bersosial media seperti berkata kasar
ataupun menampilkan informasi yang dapat disalah gunakan, para penyedia sosial
media dapat memiliki kekuatan hukum untuk melaporkan pelaku dan diharapkan
dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna sosial media dalam berkomunikasi ataupun
mengirim informasi.
Berikut beberapa saran dalam etika berkomunikasi yang
baik dan benar di sosial media:
·
Bagi
pengguna sosial media di facebook, harap diperhatikan dalam menulikan
statusnya. Memang akun fb yang kita miliki dapat berekspresi secara bebas dalam
penggunaannya, akan tetapi ada aturan didalamnya. Agar lebih sensitive lagi
akan dampak yang timbul bagi orang lain dari perbuatan yang kita lakukan, misalnya
seperti masalah keuangan, bertengkar dengan seseorang, pandangan kita terhadap
seseorang dan lain sebagainya. Alangkah tidak bijaksananya bila semua orang
tahu akan permasalahan dan problematika yang sedang kita hadapi. Baiknya simpan
segala hal sensitif untuk diri sendiri dan tidak perlu semua teman di sosial
media mengetahuinya.
·
Hati-hati
bila check in place dan mengupdate sedang dimana kita berada.Aplikasi untuk
check in place seperti Foursquare memang banyak digunakan dan kemudian di share
di sosial media. Pemilik akun sosial media suka check in place untuk
memberitahu keberadaannya dan sedang melakukan apa. Tanpa disadari, check in
place bisa mengundang orang yang berniat jahat kepada kita. Karena orang yang
berniat jahat mengetahui dimana kita berada dan dengan siapa kita berada.
Pergunakan media check in place dengan bijak.
·
Hindari
untuk mengupdate status yang berhubungan dengan privasi seperti sedang dirumah
sendiri atau mengambil uang di Bank.Update seperti ini bisa membahayakan diri
sendiri. Bila ada orang berniat jahat, dia bisa mendatangi rumah kita ataupun
mendatangi tempat kita berada.
·
Tidak
berbicara dan membagi konten yang memiliki unsur SARA dan PornografiHindari
berbicara ataupun menuliskan kalimat bercandaan yang memiliki unsur SARA (
Suku, Agama dan Ras ) serta pornografi. Karena selain bisa menyinggung pihak lain
juga bisa menimbulkan salah persepsi dan membawa dampak yang buruk. Tidak semua
pengguna sosial media mengerti akan konsep ini, karena itu mulailah dari diri
kita untuk tidak berbicara dan membagi konten yang mengandung unsur diatas.
·
Bijak
dalam mencantumkan personal information.Personal information yang dimaksudkan
adalah biodata yang ditampilkan di akun sosial media kita seperti alamat rumah,
nomor telepon, tempat bersekolah, alamat email. Bila memang tidak penting,
lebih baik tidak usah dicantumkan karena bisa dimanfaatkan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab. Semisal mengirim email atau sms penipuan dan lain
sebagainya. Bila memang berniat mencantumkan, berhati-hatilah bila ada nomor
telepon asing atau email dari pengirim yang tidak diketahui kita terima.
refrensi:
-
id.wikipedia.com
-
joystickrusak.blogspot.com
-
http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/FIKOM/article/viewFile/1128/1224